Caption : Anggota DPRD Sukabumi Dilla Nurdian menggunakan cara unik untuk tampung keluhan warga, yakni membawa kotak aspirasi saat Reses sumber : dok metropolitan.id
Cisolok. transmetro.id Sabtu, 23 November 2024,
SUKABUMI– Cara berbeda dilakukan Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Dilla Nurdian, dalam reses pertamanya sebagai wakil rakyat. Politisi PPP itu membawa kotak aspirasi di lima titik reses yang ditempuhnya.
Seperti yang terlihat, Dilla Nurdian yang duduk sebagai anggota Komisi IV itu menggelar reses di Kampung Lebak Nangka Desa Cicadas, Kampung Bangbayang Desa Cikelat, Kecamatan Cisolok.
Selanjutnya di Kampung Tarisi Desa Tarisi Kecamatan Warungkiara, Kampung Cileungsing Desa Cileungsing Kecamatan Cikakak, dan Kelurahan Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu.
“Kotak aspirasi ini saya buat memang beda dari yang lain. Kotak aspirasi ini sebagai sarana masyarakat dalam menyampaikan aspirasi,” kata Dilla, Rabu 20 November 2024.
“Karena saya membatasi penyampaian aspirasi secara langsung, hanya empat orang saja dalam setiap titik reses. Jadi sisanya mereka menulis di kertas, kemudian dimasukkan dalam kotak,” imbuh dia.
Setiap aspirasi yang terdapat dalam kotak aspirasi tersebut, lanjut Dilla, akan dibuka dan dibaca satu per satu.
Nantinya akan dibahas dalam rapat bersama unsur pimpinan untuk kemudian diperjuangkan untuk direalisasikan pada tahun mendatang.“Yang banyak menyampaikan aspirasi itu kaum hawa. Mereka menyampaikan aspirasi pendidikan, kesehatan, pertanian, dan fasilitas umum di tempat mereka tinggal,” kata dia.
“Banyak sekolah yang harus direnovasi, guru honorer yang tidak diperhatikan, kemudian keinginan berobat tapi tidak ingin dibuat ribet, terus ada terkait pertanian dan juga irigasi maupun penerangan lampu yang memang tidak masuk komisi saya. Tapi Insya Allah akan saya perjuangkan dari berbagai cara,” imbuh Dilla Nurdian.
Selain itu, aspirasi lainnya mencakup renovasi sarana ibadah termasuk MCK di dalamnya. Serta terdapat aspirasi yang menginginkan kehadiran bidan desa karena jarak tempuh ke fasilitas kesehatan lumayan jauh.
“Untuk bidan desa, harus mendapatkan rekom yang tidak sembarangan, karena kita tidak bisa asal memilih bidan. Saya tidak pernah ingin menjanjikan apapun terhadap masyarakat dapil 1, tapi Insya Allah saya perjuangkan. Apalagi terkait bidan desa tadi untuk masyarakat,” pungkas dia.***