Sukabumi Transmetro.id – Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi, Rika Yulistina, merasa prihatin melihat kondisi bangunan SDN Nagrak, Desa Cikelat, Kecamatan Cisolok Palabuhanratu, dimana sampai saat ini belum tersentuh akan renovasi meski sudah ambruk sekira satu tahun lalu.
Rika menyebut, dampaknya sangat memengaruhi kualitas pendidikan anak, mental, bahkan digaris bawahi bangunan sekolah itu sudah tak layak huni.
” Akibat lambannya penanganan, para siswa SDN Nagrak terpaksa belajar di ruang guru yang sempit dan jauh dari kata layak untuk kegiatan belajar mengajar. Situasi ini dikhawatirkan berdampak pada semangat dan kenyamanan siswa dalam menuntut ilmu,” ujarnya.
Rika Yulistina, anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi yang dikenal vokal memperjuangkan isu pendidikan dan kesejahteraan anak, menegaskan bahwa kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
“ Saya sudah menerima laporan dan akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi agar penanganan dilakukan secepatnya. Anak-anak tidak seharusnya belajar di tengah reruntuhan,” kata Rika, Minggu (12/10/2025).
Menurutnya, persoalan ini tidak sekadar menyangkut kerusakan fisik bangunan, tetapi juga hak dasar anak-anak untuk memperoleh pendidikan yang layak dan aman.
“ Kita bicara soal masa depan generasi. Ketika ruang belajar roboh, semangat anak-anak juga bisa runtuh. Pemerintah harus hadir, bukan hanya dengan janji, tapi dengan tindakan nyata,” ujar Rika.
Ia juga komitmennya untuk mengawal langsung tindak lanjut dan percepatan perbaikan sekolah-sekolah rusak, khususnya yang sudah masuk kategori rusak berat dan urgen,” dikutip Sukabumiupdate, Senin (13-10-2025).
“ Saya akan dorong agar verifikasi lapangan dilakukan segera. Kami di DPRD siap berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan untuk memastikan tidak ada lagi anak yang belajar di tempat yang membahayakan,” katanya.
Rika juga menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap program rehabilitasi sekolah, agar anggaran pendidikan benar-benar berdampak bagi sekolah di wilayah pelosok.
“ Transparansi dan keberpihakan menjadi kunci. Kita harus pastikan pembangunan pendidikan tidak berhenti di kota, tapi menjangkau sampai pelosok Sukabumi,” jelasnya.







