DPRD Sukabumi, Kasus Pembacokan Terhadap Sesama Pelajar Perlu di Tindak Tegas, Guna Efek Jera.

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Ferry Supriyadi, (Foto:dok, DPRD)

Sukabumi Transmetro.id – Tragedi berdarah kembali terjadi di Kabupaten Sukabumi. Peristiwa nahas itu terjadi di wilayah Cibadak, Senin (20/10/2025) pagi. Dimana siswa SMK Teknika Cisaat menjadi korban kasus pembacokan oleh sesama pelajar.

Hal tersebut menuai sorotan dari Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Ferry Supriyadi, ia menilai peristiwa tersebut menjadi potret yang memprihatinkan di dunia pendidikan.

“ Ya, tentunya saya sangat miris dan prihatin mendengar kejadian yang menimpa siswa Teknika Cisaat di wilayah Cibadak,” ujar Ferry, Selasa (21/10/2025).

Sebagai seorang ayah yang juga memiliki anak dalam masa pendidikan, Ferry mengaku turut merasakan kesedihan atas insiden tersebut. Menurutnya, usia remaja seharusnya menjadi masa produktif untuk menggali ilmu dan membangun masa depan, bukan justru diisi dengan tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

“Ini usia yang seharusnya produktif dalam menggali ilmu, malah diisi dengan hal-hal yang merugikan, baik untuk korban maupun pelaku dalam kehidupannya ke depan,” ucapnya, dikutip Sukabumiupdate, Rabu (22-10-25).

Baca Juga  Paripurna DPRD Kab.Sukabumi Ke 13 Pandangan Umum Fraksi Terhadap Raperda Tentang APBD

Ferry menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan aparat kepolisian untuk menyikapi persoalan tawuran dan kekerasan antar pelajar yang kerap terjadi di Kabupaten Sukabumi.

“ Ini bukan pertama kali, bahkan sangat sering terjadi di wilayah hukum Kabupaten Sukabumi. Kami akan mengadakan pertemuan untuk membahas langkah edukasi dan menutup ruang-ruang terjadinya hal seperti ini,” katanya.

Ia menekankan pentingnya peran pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap maraknya aksi tawuran di kalangan pelajar. Menurutnya, perlu ada langkah promotif dan preventif yang melibatkan berbagai pihak mulai dari sekolah, orang tua, aparat kepolisian, hingga masyarakat.

“ Bagaimana caranya kita mengadakan langkah promotif dan preventif terhadap siswa maupun orang tua. Pemerintah, kepolisian, dan masyarakat harus bersama-sama mencegah agar kejadian serupa bisa diminimalisir,” tegasnya.

Selain pendekatan edukatif, Ferry juga menilai perlu adanya sanksi tegas bagi pelaku sebagai bentuk efek jera. Dengan begitu, para pelajar lain akan berpikir ulang sebelum melakukan tindakan serupa.

Baca Juga  Wabup Berharap GP Ansor," Jadi Garda Terdepan, Persatuan dan Kebangsaan,"

“ Langkah terbaiknya mungkin memberikan sanksi tegas bagi pelaku supaya ada efek jera dan jadi pertimbangan bagi yang lain,” tuturnya.

Ferry berharap agar kejadian ini menjadi perhatian serius dari seluruh pihak terkait. Ia mendorong adanya forum bersama antara Dinas Pendidikan, kepolisian, dan pemerintah daerah untuk merumuskan langkah konkret dalam pencegahan kekerasan pelajar.

“ Mudah-mudahan ini jadi atensi keras dari kami. Semua unsur harus duduk bersama agar ada langkah nyata, karena keterlibatan masyarakat juga sangat diperlukan untuk tidak memberi ruang bagi praktik tawuran, kekerasan, atau premanisme di kalangan pelajar,” pungkasnya.

Pelaku Ditangkap

Dalam waktu kurang dari 24 jam, pelaku pembacokan siswa SMK Teknika Cisaat di jalan raya Karangtengah Cibadak Kabupaten Sukabumi diringkus. Tim gabungan Polres Sukabumi dan Polsek Cibadak meringkus MR alias Ukek alias Iki (18 tahun) pada Selasa (21/10/2025) sore sekitar pukul 15.00 WIB. “Betul, sudah tertangkap. Untuk motif sedang berjalan pemeriksaan, saya masih menunggu laporan dari Kanit (Reskrim Polsek) Cibadak,” ujar Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono saat dikonfirmasi sukabumiupdate.com.

Baca Juga  Rapat Paripurna DPRD Kab.Sukabumi Ke-12, Jawaban Bupati terhadap Pandangan Umum Fraksi

Hartono menyebut, penangkapan dilakukan di rumah seorang teman pelaku berinisial V di Kampung Babakan Baru, Desa Cimahi, Kecamatan Cicantayan. Saat diamankan, MR tidak melakukan perlawanan dan mengakui perbuatannya dilakukan seorang diri.

“Dari lokasi kejadian penangkapan hanya satu orang terduga yang diamankan. Setelah diamankan, terduga mengaku seorang diri dalam melakukan dugaan kekerasan atau penganiayaan. Saat dilakukan penangkapan, tidak ada perlawanan,” ungkapnya.

Hartono juga menambahkan bahwa pelaku diketahui masih berstatus pelajar. “Iya benar, dulu sekolah di SMK Pertanian, tapi di-drop out dan kemudian pindah ke SMK Pasundan,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *