Iwan: Sejak Masih Seharga Rp. 80 /biji , Tahun 1982 Saya Menjual Buah Siwolan*

*Iwan: Sejak Harga Masih Rp. 80 per Buah Tahun 1982 Saya Menjual Buah Siwolan*

JAKARTA.-Seminggu sekali Iwan, lelaki kelahiran Jawa Tengah (ia tidak menyebutkan tepatnya) membeli buah Siwolan (disebut juga buah lontar) dan air di Tanabang V, Jakarta Pusat atau Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Pedagang gerobak ini konsisten tidak pernah berpindah usaha setelah 42 tahun merasakan untung menjual buah Siwolan dan air sadapannya yang dikirim dari Tuban Jawa Timur.

“Kabupaten Gresik, Jatim juga banyak menghasilkan buah Siwolan. Tapi, kami selalu tahunya dari Tuban. Entahlah, mungkin juga ada yang dari Gresik, ” Jelas Iwan, Jumat (11/10) sore.

Baca Juga  Disnakertrans Minta Awasi Pencairan THR Seluruh Perusahaan Beroperasi di Sukabumi 

Dari hasil berjualan Siwolan ini Iwan mampu menafkahi istri dan ketiga putra-putrinya. Ini artinya, asal fokus menekuni suatu usaha niscaya ada hasilnya dan berkah.

“Sekarang sekantong Siwolan harganya Rp. 20.000 alias sekeping bernilai Rp. 5.000 dan sebotol sarapan air Siwolan saya jual seharga Rp. 10.000,” jelas Iwan dengan ramah.

Rasa buah Siwolan lebih lebih legit dari daging kelapa muda. Kadang agak kenyal dan ngangenin untuk dirasakan kembali. Produk lokal hasil dari bumi nusantara ini tidak punya Asosiasi untuk memasarkan. Sehingga pasarnya hanya orang tertentu saja. Tapi, ada juga yang penasaran mencoba. Dan kemudian menjadi kangen mencoba lagi. Itulah buah Siwolan.

*Iwan: Sejak Harga Masih Rp. 80 per Buah Tahun 1982 Saya Menjual Buah Siwolan*

Baca Juga  *Bagi Hasil Lebih Manusiawi Daripada Upah Minimum Kota Sekalipun*. 

Seminggu sekali Iwan, lelaki kelahiran Jawa Tengah (ia tidak menyebutkan tepatnya) membeli buah Siwolan (disebut juga buah lontar) dan air di Tanabang V, Jakarta Pusat atau Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Pedagang gerobak ini konsisten tidak pernah berpindah usaha setelah 42 tahun merasakan untung menjual buah Siwolan dan air sadapannya yang dikirim dari Tuban Jawa Timur.

“Kabupaten Gresik, Jatim juga banyak menghasilkan buah Siwolan. Tapi, kami selalu tahunya dari Tuban. Entahlah, mungkin juga ada yang dari Gresik, ” Jelas Iwan, Jumat (11/10) sore.

Dari hasil berjualan Siwolan ini Iwan mampu menafkahi istri dan ketiga putra-putrinya. Ini artinya, asal fokus menekuni suatu usaha niscaya ada hasilnya dan berkah.

Baca Juga  Bupati Sukabumi Mengajak Para Pelaku UMKM Untuk Memanfaatkan Kemudahan Teknologi Saat ini

“Sekarang sekantong Siwolan harganya Rp. 20.000 alias sekeping bernilai Rp. 5.000 dan sebotol sarapan air Siwolan saya jual seharga Rp. 10.000,” jelas Iwan dengan ramah.

Rasa buah Siwolan lebih lebih legit dari daging kelapa muda. Kadang agak kenyal dan ngangenin untuk dirasakan kembali. Produk lokal hasil dari bumi nusantara ini tidak punya Asosiasi untuk memasarkan. Sehingga pasarnya hanya orang tertentu saja. Tapi, ada juga yang penasaran mencoba. Dan kemudian menjadi kangen mencoba lagi. Itulah buah Siwolan.

Laporan. Hans.

Esitor. Frans

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *